Adakah (THR) Peternak dan Petani?

Bulan keberkahan Ramadhan, sedang kita jalani dan tanpa terasa waktunya sebentar lagi berlalu. Tanpa terasa, pergiliran kehidupan begitu cepat sehingga kita tidak tahu apakah tahun depan masih berumur hingga ramadhan lagi.

Bulan perenungan menuju takwa, penuh intropeksi dan ketaatan bagi segenap orang islam. Ramadhan menghantarkan kita pada puncak prestasi muslim terbaik. Pahala orang berpuasa merujuk hadish shohih hanya Allah saja yang akan membalas. Berharap balasan berupa keridhoan dan Surga Nya kelak.

Ramadhan selalu diisi dengan riak riak kehidupan. Betapa tidak, himpitan kesulitan ekonomi akibat kenaikan BBM. Amat sangat dirasakan masyarakat. Kenaikan harga barang-barang sembako, ongkos transportasi, biaya sekolah, berobat, biaya makan dan kehidupan semakin meningkat. Ini mungkin lebih parah lagi kalo bagi orang menengah kebawah. Penghasilan pas-pas an. Namun beban hidup besar. Saya kira kebijakan salah kaprah?

Terlebih ketika perenungan saya mendekati akhir romadhan. Ketika orang kita gemar ke pasar dan mall, gemar untuk konsumtif. Belanja besar besaran dan cenderung boros. Bisa jadi arus ini melanda semua lapisan masyarakat. Gebyar membahana mendatangkan puluhan trilyun income dari penjualan di ramadhan. Tentu ini sekali lagi dinikmati oleh si Kaya, tidak untuk si miskin yang hanya konsumen.

Perih dan pedih ketika mendengar jeritan para petani dan peternak, nelayan dan orang- orang pedagang kecil yang gak bisa dapat THR alias uang bonus puasa. Ini hanya ada di indonesia. Bagi karyawan dapat THR jarang terjadi di negeri lainnya. Teringat memang bahwa watak orang kita lebih senang menerima dibanding memberi. Lebih senang ditunjangi dari pada menunjang orang lain.

Jadi perenungan kapan negeri ini memberikan THR bagi peternak dan petani? Padahal kita merasakan betul nasi yang kita makan, adalah hasil keringat tanam mereka. Daging enak yang kita makan bisa jadi tulang punggung cabikan rumput mereka. kecuali salah kaprahnya daging import yang mematikan ternak rakyat. Duh, musti bijak memahami kondisi. Sambil menerawang gagasan pengembangan bisnis ternak ke depan

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.