Selodingin merupakan salah satu dusun dikawasan Desa Siwalan Kecamatan Panceng Kabupaten Gresik Provinsi Jawa Timur. Begitu banyak hal yang sangat menarik untuk kita temui disana, dari mulai sejarahnya yang kemudian melahirkan sebuah nama dusun tersebut, karakter masyarakatnya, serta bagaimana kehidupan disana yang memang memberikan aura positif bagi siapa saja yang berkunjung kesana.
Kampoeng Ternak Nusantara – Dompet Dhuafa yang menjadi salah satu anggota tim surveyor pengembangan program, pada tanggal 29 Juni 2013 melakukan kunjungan ke Dusun Selodingin yang dimaksud. Disanalah untuk kemudian Dompet Dhuafa berencana akan menyelenggarakan program pengembangan masyarakat.
Sejarah munculnya Dusun Selodingin sangat berkaitan erat dengan sebuah perjalanan dan perkembangan agama islam di masa lalu. Banyak versi mengenai makna nama dukuh selodingin, namun berdasarkan informasi yang diperoleh diketahui bahwa dahulunya nama selodingin yang sebenarnya adalah Siloringin. Hal tersebut terjadi karena masyarakat lebih mudah menyebutnya dengan Selodingin. Siloringin berasal dari kata “Silo” dan “Ringin”, dan menurut warga sekitar kata Silo artinya adalah Bersila yang dalam hal ini adalah melakukan peristirahatan dari perjalan panjang yang ditempuh. Sedangkan kata Ringin disini artinya adalah pohon beringin. Dengan demikian maka makna kata Siloringin adalah sebuah aktivitas peristirahatan dari sebuah perjalanan yang panjang dan dilakukan di bawah pohon beringin. Selanjutnya, tokoh yang melakukan perjalanan tersebut adalah Sunan Kali Jaga.
Potensi pengembangan ekonomi yang nampak di Dusun Sellodingin adalah pengembangan pertanian padi dan jagung, peternakan kambing PE, Jawa Randu, dan Domba Ekor Tipis, dan usaha kecil skala rumah tangga yang diantaranya adalah kripik pisang, Sukun dan Siwalan.
Daya tarik yang paling memukau adalah keberadaan mata air tempat dimana Sunan Kali Jaga melakukan peristirahatan. Disitulah Sunan Kali Jaga beristirahat dan membersihkan badannya, oleh karenanya masyarakat setempat memelihara sumber air tersebut secara hati-hati. Saat ini, keberadaan sumber mata air benar-benar menjadi pusat kehidupan bagi warga Dusun Selodingin, 100% warga menggunakan air dari sumber mata air tersebut untuk kebutuhan MCK. Selanjutnya adalah nuansa alam yang sangat mengagumkan membuat Dusun ini semakin indah, diantaranya dikelilingi dengan lahan perhutani yang kemudian menyuguhkan suasana hutan yang sejuk, hijau, serta 100% tanpa polusi udara pabrik maupun kendaraan.
Keramahtamahan masyarakatnya semakin memanjakan siapa saja yang mengunjungi Dusun Selodingin, dan dalam perkembangan kedepan Dompet Dhuafa akan mecoba membangun Dusun ini dengan desain sebagai Desa Wisata dengan nama Sendang Petilasan Sunan Kali Jaga (Sepesan Sunan Kali Jaga) dimana ada pertalian antara konsep rekreasi dan wisata rohani.
Akan membutuhkan banyak tinta dan kertas kalau memanng harus diungkapkan lewat tulisan, oleh karenanya saya anjurkan untuk dikunjungi langsung. Pembuktian itu lebih asyik daripada hanya membaca atau mendengarnya.
Sekali lagi saya ungkapkan, “Selodingin, kemurnian yang terlewatkan” merupakan sebuah gambaran sebuah wilayah penuh dengan potensi positif yang minim sentuhan program pengembangan bagi wilayahnya.
“Sepenggal perjalanan Penulis 29 Juni-4 Juli 2013”
Author : Saripudin