SAWANGAN – Ibarat sebuah kapak, setelah sekian waktu untuk menebang pohon, maka perlu diasah agar tetap tajam. Begitu juga dengan Pendamping Peternak, sebagai ujung tombak program. Upgrading Kampoeng Ternak yang dilaksanakan sejak Senin-Kamis, (19-21 Desember 2011) ini sebagai upaya mengasah, agar Pendamping Peternak tetap tajam dalam mendampingi masyarakat.
“Setelah sekian lama bersama masyarakat, perlu diberikan pembekalan, motivasi, teknik dan dilakukan evaluasi agar program tetap pada arah yang benar,” ujar Ponco Nugroho, Direktur Kampoeng Ternak.
Acara yang digelar di Gedung P4TK Parung, Bogor ini juga diisi oleh Eri Sudewo, Pendiri Dompet Dhuafa, Karebet Wijaya Kusuma, Konsultan Manajemen, dan Punomo, Trainer.
Ponco mengatakan, tiap waktu tertentu program pemberdayaan peternak akan dievaluasi untuk memberikan penilaian terhadap pencapaian hasil kerja dari pelaksanaan program. “Evaluasi program perlu dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan kondisi kemiskinan sebelum dan sesudah dilaksanakan program pemberdayaan masyarakat di komunitas peternak binaan,” katanya.
Ponco menjelaskan, aspek penilaian meliputi aspek ekonomi, aspek penguatan kelembagaan, aspek peningkatan kapasitas, dan aspek kewirausahaan serta aspek kemampuan pengembangan jaringan.
“Berdasarkan hasil analisa yang dilakukan diperoleh beberapa kesimpulan, bahwa penyaluran bantuan yang dilakukan oleh Kampoeng Ternak melalui program pengembangan peternakan berbasis pemberdayaan masyarakat mampu berkontribusi dalam menurunkan tingkat kemiskinan, tingkat kedalaman kemiskinan, dan tingkat keparahan kemiskinan di lokasi program,” jelas Ponco.
Sebagai contoh, lanjut Ponco, hasil analisa yang dilakukan di Kabupaten Garut telah berhasil mengurangi jumlah keluarga miskin dari 85 persen menjadi 50 persen. Program pemberdayaan juga terbukti mampu mengurangi kesenjangan kemiskinan, hal ini terlihat dari hasil perhitungan pada poverty gap ratio (P1) yang mengalami penurunan yaitu dari 107,249 menjadi 69,392. Demikian pula pada nilai income gap ratio (I) yang mengalami penurunan dari 0,53 menjadi 0,20 yang menunjukkan bahwa program telah mampu mewujudkan penurunan kesenjangan pendapatan yang ada pada mitra binaan.
“Dana Zakat, Infak dan Sodaqoh terbukti efektif untuk pemberdayaan masyarakat. Apalagi jika dilakukan sinergi dengan berbagai pihak, dan Kampoeng Ternak siap bersinergi dengan lembaga, perusahaan dan pemerintah,” imbuh Ponco.
Saat ini, lokasi program Kampoeng Ternak tersebar di 16 wilayah di Indonesia diantaranya Bima NTB, Bantaeng, Lampung, Garut, Tasikmalaya, Sumedang, Sukabumi, Tuban, Situbondo, Karawang, Merapi, Sleman, Bogor, Blora, Kulonprogo, Lebak.***[cip]