Pemanfaatan Teknologi Fermentasi Jerami sebagai Pakan Kambing

Salah satu permasalahan yang mungkin dihadapi peternak dalam pengembangan peternakan kambing adalah ketersediaan pakan, terutama pada musim kering/ kemarau dimana sulit untuk memperoleh rumput/ jerami segar. Sehingga, diperlukan suatu solusi dalam mengatasi masalah pakan. Salah satu upaya terobosan yang saat ini sedang dikembangkan adalah dengan menggunakan teknologi fermentasi. Fermentasi adalah proses yang pemanfaatan kemampuan mikroorganisme untuk menghasilkan metabolit primer dan metabolit sekunder dalam suatu lingkungan yang dikendalikan. Dengan teknik fermentasi, pakan hijau yang melimpah saat musim penghujan bisa difermentasi sebagai persediaan pakan (stock), terutama jika pakan hijau berkurang di musim kemarau. Pakan fermentasi mampu memberikan asupan nutrisi yang lebih baik daripada daun hijau biasa. Selain itu biaya produksinya jauh lebih kecil dan lebih praktis. Menurut beberapa penelitian, memberikan pakan fermentasi kepada ternak mempunyai banyak keuntungan, antara lain : meningkatkan nafsu makan sehingga penggemukan semakin cepat, memperbaiki proses pencernaan, lebih kebal terhadap penyakit, meningkatkan produksi susu, mengurangi bau kotoran dan air kencing, kotoran menjadi lebih sedikit karena pakan menjadi tercerna dengan baik dan beberapa peternak membuktikan kasus cacingan menurun semenjak menggunakan pakan fermentasi.

Dalam penerapan teknologi fermentasi, bahan yang digunakan adalah Starbio dan EM4. Starbio merupakan mikroba / bakteri yang berfungsi menguraikan limbah menjadi bahan asal alami yang tidak berbau. Starbio merupakan hasil teknologi tinggi yang berisi koloni mikroba rumen sapi yang diisolasi dari alam untuk membantu penguraian struktur jaringan pakan yang sulit terurai. Adapun koloni-koloni mikroba tersebut terdiri dari mikroba yang bersifat proteolitik, lignolitik, selulolitik, lipolitik dan yang bersifat fiksasi nitrogen non simbiotik. Kumpulan mikroba yg terdapat dalam starbio akan membantu pencernaan pakan dalam tubuh ternak, membantu penyerapan pakan lebih banyak sehingga pertumbuhan ternak lebih cepat dan produksi dapat meningkat. Hasilnya, Feed Convertion Ratio (FCR) atau konversi pakan akan menurun sehingga biaya pakan menjadi lebih murah. EM4 (Effective Microorganisme) adalah biakan bakteri yang biasanya digunakan sebagai aktivator kompos. EM4 pertama kali ditemukan oleh Prof. Teruo Higa dari Universitas Ryukyus, Jepang. Dalam EM4 ini terdapat sekitar 80 genus mikroorganisme fermentor. Mikroorganisme ini dipilih yang dapat bekerja secara efektif dalam memfermentasikan bahan organik. Secara global terdapat 5 golongan yang pokok yaitu: bakteri fotosintetik, Lactobacillus sp, Streptomycetes sp, Ragi (yeast) dan Actinomycetes. Selain jerami, material lain yang bisa di fermentasi untuk makanan ternak antara lain: alang-alang, rumput, pucuk tebu dll. Fungsi urea pada proses pembuatan fermentasi adalah sebagai penyuplai NH3, yang digunakan sebagai sumber energi mikroba dalam poses fermentasi. Jadi urea tidak berfungsi sebagai penambah nutrisi pakan. Bisa juga dikatakan sebagai katalisator dalam proses fermentasi.

Dalam pembuatan jerami fermentasi ini, adalah beberapa tahapan pekerjaan yang harus dilakukan, antara lain : mencari tempat yang berlantai tanah dan kalau bisa teduh (tidak terkena panas dan hujan), lalu menumpukkan jerami padi setebal 20 cm dipadatkan dengan cara diinjak-injak, mencampur Starbio/ EM4 dengan urea dan air, hasil campuran disiramkan ke seluruh permukaan jerami agar merata (jika jerami sudah basah, tidak perlu disiram dengan air, cukup dipercik-percikan dengan larutan starbio/ EM4 dan urea), menumpuk kembali dengan jerami setinggi 20 cm, lalu dipadatkan, mengulangi kembali langkah (3) hingga jerami habis. Bagian paling atas ditutup dengan plastik atau jerami kering. Lalu dibiarkan selama 7-10 hari. Pada hari ke 7 dilakukan pemeriksaan aroma (bau) yang timbul pada tumpukan jerami. Jika aroma jerami sudah berubah beraroma amonia dan serat-serat jerami sudah lunak (periksa dengan cara pegang dan remas-remas) maka proses fermentasi jerami sudah selesai. Jika belum, proses dapat dilanjutkan sampai maksimum 10 hari.

Link : http://biotalknology.blogspot.com/2014/09/pengoptimalan-teknologi-fermentasi.html

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.