Dinamakan Sapi Bali karena memang penyebaran populasi bangsa sapi ini terdapat di pulau bali. Sapi Bali (Bos Sondaicus) adalah salah satu sapi ras asli yang ada di Indonesia, yang merupakan keturunan asli banteng dan telah mengalami domestikasi sebelum 3.500 SM. Sapi asli bali memiliki bentuk dan ciri yang sama dengan banteng.
Secara fisik, sapi bali mudah dikenali karena memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
- Warna bulu pada badannya akan berubah sesuai usia dan jenis kelamin. Saat masih pedet bulu tubuhnya berwarna coklat sampai kemerahan, setelah dewasa sapi bali jantan berwarna lebih gelap dibandingkan dengan sapi bali betina.
- Kaki dibawah persendian telapak kaki depan dan belakang berwarna putih. Selain dibagian kaki, terdapat juga kulit putih pada bagian pantat dan paha bagian dalam, serta kulit putihnya berbentuk lonjong.
- Ukuran badan sedang dan bentuk badan memanjang.
- Tubuh yang kuat, dada yang dalam.
- Tidak berpunuk dan seolah-olah tidak bergelambir.
- Kakinya ramping, agak mirip kaki kerbau.
- Bulu hitam selalu terdapat ditengah punggung membentuk garis memanjang dari gumba hingga pangkal ekor.
- Hidung, kuku dan bulu ekor semuanya berwarna hitam.
- Tanduk pada sapi jantan tumbuh sedikit ke arah luar kepala, sedangkan tanduk sapi betina tumbuh ke arah dalam.
Ditinjau dari karakteristik karkas dan bentuk badan yang kompak dan serasi, sapi bali digolongkan sapi pedaging ideal, bahkan nilai mutu dagingnya lebih unggul daripada sapi pedaging Eropa (Murtidjo, 1990).
Keberhasilan budidaya sapi bali sangat tergantung pada manajemen pemeliharaan dan pengelolaannya seperti pakan, kandang dan kesehatan. Pakan merupakan sumber energi utama untuk pertumbuhan dan pembangkit tenaga bagi ternak. Semakin baik kualitas dan kuantitas pakan yang diberikan, maka semakin besar energi yang dihasilkan sehingga produktivitasnya meningkat.
Pemberian pakan dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu penggembalaan (pasture fattening), kereman (dry lot fattening) dan kombinasi. Sapi bali dalam sehari membutuhkan pakan hijauan sekitar 10% dari berat badannya dan pakan tambahan berupa konsentrat 1-2% dari berat badan. Jenis hijauan yang dapat diberikan adalah hijauan segar, hijauan kering dan silase. Berbagai macam hijauan segar, seperti rumput-rumputan, kacang-kacangan dan tanaman hijau lainnya. Adapun ransum tambahan berupa dedak halus, bungkil kelapa, onggok dan ampas tahu yang diberikan dengan cara mencampur pakan dengan rumput. pemberian pakan sapi terbaik adalah kombinasi antara penggembalaan dan kereman.
Kandang merupakan salah satu tempat untuk ternak berlindung dari berbagai kondisi lingkungan. Perkandangan yang baik akan memberikan kenyamanan bagi ternak, dapat meningkatkan efisiensi pemeliharaan, dan memudahkan peternak dalam memelihara ternak. Jenis kandang yang umum digunakan meliputi kandang individu, kandang koloni, kandang pejantan, kandang beranak dan kandang karantina. Setiap peternak harus selalu memperhatikan kondisi kandang misalnya lantai kandang harus dijaga kebersihannya untuk mencegah berbagai penyakit pada ternak. Ukuran kandang untuk sapi jantan dewasa 1,5×2 m²/ekor atau 2,5×2 m²/ekor, ukuran kandang sapi betina dewasa 1,5×1 m²/ekor, dan ukuran kandang anak sapi 1,5×1 m²/ekor. Suhu di sekitar kandang 25-40˚C dengan kelembaban 75%. Lokasi pemeliharaan dapat dilakukan dari dataran rendah (100-500m) hingga dataran tinggi (diatas 500m).
Sistem pemeliharaan sapi bali dibagi menjadi beberapa sistem yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas ternak terutama melalui teknik pemeliharaannya. Ada tiga sistem pemeliharaan yaitu, sistem ekstensif atau pemeliharaan sapi diluar kandang yang biasanya diumbar/digembalakan, sistem intensif atau sistem pemeliharaan secara modern melalui aspek teknologi dan segala kegiatan ternak berada didalam kandang, dan sistem semi intensif atau perpaduan antara teknologi modern dengan tradisional, yang dimana ternak dibiarkan merumput pada pagi hari lalu pada sore hari ternak dimasukkan kembali ke kandang.
Manajemen kesehatan ternak merupakan faktor yang penting dalam usaha peternakan. Pencegahan penyakit merupakan salah satu upaya untuk menjaga kesehatan ternak dan dapat meningkatkan produktivitasnya. Upaya yang dapat dilakukan dalam mencegah terjadinya penyakit pada sapi bali yaitu dengan cara:
- Melaksanakan biosecurity yang meliputi isolasi, desinfeksi, sanitasi dan pengendalian hewan liar.
- Menjaga kualitas pakan serta keseimbangan nutrisi pakan.
- Melakukan vaksinasi untuk ternak yang sehat.
- Memberikan penanganan khusus terhadap ternak yang sakit.
Neng Siti Nuralisa